TIMES NUNUKAN, PACITAN – Sebanyak 5.934 warga Kabupaten Pacitan resmi menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025.

Bantuan ini menyasar buruh tani tembakau, buruh pabrik rokok, serta masyarakat miskin lainnya yang terdampak secara ekonomi. Pemerintah Kabupaten Pacitan pun mengingatkan agar bantuan ini tidak disalahgunakan, terutama untuk judi online (judol).

Plt Kepala Dinas Sosial Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, menjelaskan bahwa dasar pelaksanaan program ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72 Tahun 2024 tentang penggunaan DBHCHT.

Penerima manfaat Bansos DBHCHT saat menunggu giliran penyerahan bansos (FOTO: Rojihan/TIMES Indonesia)

Serta Peraturan Bupati Pacitan Nomor 20 Tahun 2025 mengenai petunjuk teknis pelaksanaan BLT untuk buruh tani tembakau, buruh pabrik rokok, dan masyarakat lainnya.

“Bantuan ini merupakan bagian dari program pembinaan lingkungan sosial dalam rangka pemulihan ekonomi daerah, dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memberikan rasa keadilan,” ujar Khemal. Selasa (5/8/2025), saat memberikan sambutan.

Rincian Penerima BLT

Penyaluran BLT DBHCHT dilakukan mulai Senin, 4 Agustus hingga Kamis, 14 Agustus 2025, dengan skema pencairan untuk dua bulan pertama (Juni dan Juli) secara langsung.

Sementara pencairan untuk bulan Agustus hingga Oktober akan disalurkan melalui transfer ke rekening penerima manfaat di Bank Jatim Pacitan.

Adapun lokasi penyaluran tersebar di kecamatan-kecamatan yang memiliki sentra pertanian tembakau, serta di sejumlah pabrik rokok seperti PPIS, Tunas Mandiri, dan Mulia Agung.

Secara rinci, penerima BLT DBHCHT tahun ini terdiri dari:

• 2.517 orang buruh tani tembakau,
• 2.840 orang buruh pabrik rokok,
• dan 577 orang masyarakat miskin lainnya.

Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencakup 5.234 orang, atau bertambah 700 penerima, khususnya dari kategori buruh pabrik dan masyarakat rentan lainnya.

Selain peningkatan jumlah, durasi penerimaan juga bertambah dari empat bulan menjadi lima bulan. Besaran bantuan setiap bulan adalah Rp300.000, sehingga total yang diterima masing-masing penerima mencapai Rp1,5 juta.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap bantuan dapat meringankan beban hidup masyarakat, khususnya mereka yang belum tercover program bantuan sosial dari pusat maupun provinsi,” lanjut Khemal.

Ia juga mengingatkan secara tegas agar dana tersebut digunakan untuk kebutuhan penting dan bukan untuk hal yang merugikan.

“Saya mengharapkan setelah menerima BLT jangan sampai dibuat judi online. Gunakanlah bantuan ini sebaik mungkin untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga,” pesan Khemal.

Pesan Pemkab Pacitan

Sementara itu, Sekretaris Daerah Pacitan, Heru Wiwoho, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya penyaluran BLT DBHCHT tahun ini. Ia menyebutkan, program ini telah berjalan selama empat tahun berturut-turut, dan selalu mengalami peningkatan, baik jumlah penerima maupun jangkauan sasaran.

“Ini merupakan tahun keempat pelaksanaan BLT DBHCHT. Semoga bisa membantu meringankan beban masyarakat. Dan saya tegaskan kembali, jangan gunakan bantuan ini untuk judol atau hal-hal yang tidak berguna,” tegas Heru.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berperan aktif dalam kelancaran kegiatan ini.

Dengan bertambahnya jumlah penerima dan durasi bantuan, Pemkab Pacitan berharap program BLT DBHCHT benar-benar memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di tengah tantangan ekonomi yang masih dirasakan oleh banyak kalangan. (*)