TIMES NUNUKAN, JAKARTA – Keberhasilan signifikan dicatat dalam program pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat. Data terbaru menunjukkan bahwa 60% populasi nyamuk lokal di daerah tersebut telah mengandung bakteri Wolbachia, berkat program pembibitan yang telah dilakukan sebelumnya.
Kepala Puskesmas Kembangan, dr. Rosvita Nur Aini, mengonfirmasi pencapaian ini. "Sekitar 60 persen populasi nyamuk di Srengseng sudah mengandung Wolbachia, sehingga risiko penyebaran virus dengue semakin kecil," ujarnya di Jakarta, Rabu (15/10/2025). Keberhasilan ini dicapai setelah pembibitan 1.119 ember Wolbachia di wilayah tersebut, dan proses pelepasan nyamuk ber-Wolbachia telah selesai.
Meski hasilnya menggembirakan, dr. Rosvita mengingatkan bahwa upaya pencegahan harus terus berlanjut. "Warga tetap perlu waspada dan memahami bahayanya penyakit DBD dengan terus menjaga kebersihan lingkungan, serta melaksanakan gerakan PSN 3M Plus secara rutin, agar upaya pencegahan DBD tetap berjalan efektif," pesannya.
Dampak positif program ini langsung terlihat dalam statistik kesehatan. Sekretaris Kelurahan Srengseng, Rizki Dwipoetra, melaporkan kemajuan yang signifikan. "Alhamdulillah program Wolbachia telah selesai dan dapat berjalan baik. Angka DBD di Srengseng kini turun dari peringkat pertama menjadi peringkat kedua di tingkat kecamatan Kembangan."
Data dari Sudinkes Jakarta Barat menunjukkan tren penurunan kasus DBD yang konsisten. "Tren kasus DBD wilayah Jakarta Barat tiga bulan terakhir, Mei 355 kasus, Juni 295 kasus dan Juli 282 kasus." Penurunan ini terjadi meski kondisi iklim pada Juli 2025 sebenarnya sangat mendukung perkembangan nyamuk, dengan kelembaban 77% dan suhu 25-32°C yang merupakan kondisi optimal untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sekitar 60 Persen Nyamuk di Srengseng Sudah Ber-Wolbachia, Kasus DBD Turun Signifikan
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |