TIMES NUNUKAN, JAKARTA – Kabar duka datang dari Masjid Nabawi. Syekh Faisal bin Abdul Malik Nauman, muazin senior yang selama puluhan tahun mengumandangkan azan di Masjid Nabawi, wafat pada Selasa, 22 Desember 2025.
Wafatnya Syekh Faisal Nauman diumumkan oleh Presidensi Urusan Keagamaan Masjid Nabawi. Dalam pernyataannya, lembaga tersebut menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga almarhum serta seluruh kolega yang selama ini bekerja bersama beliau.
Semasa hidupnya, Syekh Faisal Nauman menjadi saksi berbagai fase penting dalam sejarah Masjid Nabawi, termasuk sejumlah proyek perluasan masjid. Suaranya dikenal luas oleh umat Islam dari berbagai penjuru dunia, terutama saat memanggil salat pada momen-momen bersejarah seperti salat malam Ramadan yang dihadiri jutaan jemaah.
Prosesi salat jenazah dilaksanakan di Masjid Nabawi setelah salat Subuh. Usai disalatkan, jenazah Syekh Faisal Nauman dimakamkan di Pemakaman Al-Baqi, Madinah. Sejumlah tokoh dan ulama turut menghadiri salat jenazah tersebut, di antaranya Syekh Muhammad Barhajji, Syekh Abdullah Al Hunainy, Syekh Saud Bukhari, Syekh Muhammad Hakim, Syekh Anas Sharif, Syekh Adil Katib, Syekh Muhammad Qassas, Syekh Hasan Khashuqji, Syekh Iyad Shukri, Syekh Ahmad Al Ansaari, dan Syekh Ahmad Afifi.
Syekh Faisal Nauman diangkat sebagai muazin Masjid Nabawi pada 2001 atau 1422 Hijriah. Ia berasal dari keluarga yang memiliki tradisi panjang dalam mengumandangkan azan di Masjid Nabawi. Kakeknya tercatat sebagai muazin masjid tersebut, sementara ayahnya telah mengemban tugas yang sama sejak usia 14 tahun dan melanjutkannya hingga wafat pada usia lebih dari 90 tahun.
Selama 25 tahun pengabdiannya, Syekh Faisal Nauman dikenal menjalankan amanah dengan ketulusan dan kerendahan hati. Kiprahnya melanjutkan warisan keluarga yang telah mengabdikan diri lintas generasi untuk melayani umat di salah satu masjid paling suci bagi umat Islam. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Syekh Faisal Nauman Wafat, 25 Tahun Kumandangkan Azan di Masjid Nabawi
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |